Materi 5 - Saluran dan Khalayak Kampanye (lanjutan)
Berbicara tentang khalayak, berkaitan tentang dengan pendapat menurut Mc. Quail & Windahi (1993) yang berpendapat bahwa sejumlah orang yang memiliki kesadaran, pengetahuan, sikap, dan perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye.
- Hal ini didasari karena khalayak memiliki karakteristik yang beragam.
- Adanya suatu penemuan dalam bidang psikologi, khusus nya tentang persepsi yang menyimpulkan sebagian besar orang akan ikut menanggapi informasi yang menerpa mereka. Informasi tersebut di dasari oleh 3 faktor yaitu, keyakinan, sikap, dan nilai yang dimiliki.
- Keyakinan tidak harus bersifat faktual, kita hanya mempresepsikan sebagai kenyataan.
TERDAPAT 3 CIRI POKOK KEYAKINAN MENURUT JOHNSTON (1992) DAN FERGUSON (1999)
- Keyakinan dapat terjadi beragam karena konstruk ini bersifat probalistic.
- Keyakinan - keyakinan yang berkaitan dengan sistem keyakinan.
- Keyakinan memiliki berbagai lapisan yang dimana masing - masing mengindikasi keyakinan yang berbeda.
5 MODEL DALAM SISTEM KEYAKINAN ROKEACH
- Inconsequential Beliefs adalah model yang tidak memiliki konsekuensi apapun. Contoh : "RCTI adalah stasiun televisi terbaik", "Cinta itu buta", dan "Angka 13 adalah pembawa sial".
- Derived Beliefs adalah suatu keyakinan yang didasarkan pada pemegang otoritas, seperti pemegang pejabat, pemerintah, polisi, politikus, media massa, dan teman yang memiliki kredibilitas. Contoh : "UNPAD adalah lembaga pendidikan tinggi komunikasi terbaik di Indonesia", dan "PDI perjuangan adalah partainya wong cilik".
- Authority adalah keyakinan yang spesifik karena keyakinan ini berkaitan tentang siapa orang yang kita percayai dan siapa yang tidak. Contoh : seorang murid, mempercayai apa yang dikatakan gurunya, seorang aktivis partai belajar meyakini adanya kebenaran ucapan ketua umumnya.
- Primitive - Without - Consensus Beliefs adalah bagian dari core beliefs. Contoh : ungkapan dalam "saya jujur", "saya percaya pada tuhan itu ada", dan "saya orang bodoh".
- Promitive - With - Consensus Beliefs adalah inti dari sistem keyakinan (Central Core Beliefs), keyakinan ini diperoleh ketika sangat mudah dan berkelanjutan memantapkan keyakinan ini sepanjang hidup. Contoh : Saya tinggal di batam.
Lalu, Apa Manfaat dari Memahami Sistem Keyakinan?
MANFAAT MEMAHAMI SISTEM KEYAKINAN
- Dapat mengetahui perspektif khalayak tentang suatu objek kampanye.
- Mengubah keyakinan yang tidak konsisten.
- Mengkontruksi pesan sesuai dengan keyakinan yang dipegang khalayak.
MENURUT ROKEACH (STIFF, 1996), TERDAPAT 2 JENIS KEYAKINAN, YAITU:
- Deskriptif, berkaitan dengan pernyataan - pernyatan tentang objek, orang dan peristiwa faktual yang dapat diverifikasi.
- Preskriptif, keyakinan yang direpresnetasikan dalam bentuk pernyataan - pernyataan yang berkaitan dengan dimensi nilai, moral, atau etika orang yang bersangkutan.
TERDAPAT 4 ALASAN MENGAPA ASPEK PENTING SIKAP
- Memiliki dimensi yang afektif
- Termasuk dalam keyakinan - keyakinan yang terorganisasi
- Bersifat relative menetap
- Merefleksikan komponen behavioral dan keyakinan - keyakinan individu
MENURUT ROKEACH (PERLOFF, 1993) NILAI DIBEDAKAN MENJADI 2, YAITU:
- Terminal Values adalah berkaitan dengan ukuran dan tujuan akhir yang dijadikan sebagai dasar suatu eksistensi
- Instrumental Values adalah berkaitan tentang cara bertindak yang diharapkan dari seseorang atau masyarakat dalam kerangka terminal values.
MENURUT ABRAHAM MASLOW KEBUTUHAN MANUSIA DIBAGI MENJADI 5 TINGKATAN:
- Kebutuhan fisiologis dimana merupakan paling dasar seperti makan, minum, tidur.
- Kebutuhan akan rasa aman dimana meliputi rasa aman secara fisik maupun emosional.
- Kebutuhan rasa cinta dan memiliki dimana dalam bentuk rasa kasih sayang dan hak kepemilikan.
- Kebutuhan akan rasa harga diri dimana berhubungan dengan rasa hormat.
- Kebutuhan aktualisasi diri dimana untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi dan bakat.
Bagaimana cara khalayak dalam mengelola dan merespon pesan kampanye itu?
3 TEORI INI DAPAT MENJELASKAN CARA KHALAYAK DALAM MENGELOLA DAN MERESPON PESAN KAMPANYE:
Teori Informasi (Information Integration Theory) adalah suatu sikap diri individu yang dapat dipengaruhi oleh informasi yang diterima dan diintegrasikan ke dalam sistem informasi sikap.
- Suatu informasi yang dapat mempengaruhi khalayak ditentukan oleh 2 variabel, yaitu:
- Valence : Menentukan apakah suatu informasi dapat dipandang sebagai kabar yang baik atau buruk.
- Weight : Bobot pesan yang dikaitkan dengan kredibilitas sumber dalam penyampaian informasi tersebut.
Model Kemungkinan Elaborasi (Eleboration Likelihood Model). Menurut Richard E. Petty dan John T. Cacioppo (1980) model kemungkinan eleborasi adalah teori yang mengambil keputusan yang dibuat pada jalur yang ditempuh dalam proses memperoleh sebuah pesan.
- 2 Cara dalam memproses pesan model kemungkinan eloborasi, yaitu:
- Central Route : Evaluasi mendalam terhadap pesan - pesan persuasive yang diterima atau fokus pada isi pesan nya. Contoh : membeli suatu produk karena komposisinya sesuai dengan kebutuhannya.
- Peripheral Route : Memproses pesan dengan lebih memperhatikan aspek dari daya tarik penyampaianya. Contoh : membeli suatu produk karena brand ambassadornya merupakan public figure yang disukain.
Bagaimana cara mengidentifikasi dan melakukan segmentasi terhadap khalayak sasaran?
Menurut, Gruning terdapat 4 segmentasi dalam membagi publik, yaitu:
- Non Publik : Kelompok khalayak yang tidak menyadari adanya masalah atau tidak memandang apa yang dirasakan sebagai masalah.
- Publik Laten : Orang - orang yang menyadari adanya masalah, namun tidak ikut melibatkan diri di dalamnya.
- Publik Sadar : Orang - orang yang menyadari adanya masalah, namun terlibat dalam memikirkan masalah tersebut.
- Publik Aktif : Orang - orang yang secara aktif terlibat dalam mencari pemecahan masalah dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi atau memperbaiki keadaan.
SOAL :
1. Apa yang dimaksud dengan media sosial sebagai media yang disruptif?
Menurut pendapat saya, media sosial sebagai media yang disruptif adalah suatu media yang di dalam nya terdapat konten - konten yang tidak penting sehingga dapat menganggu khalayak. Maka hal ini dapat berdampak pada masif nya penggunaan internet di dalam kehidupan masyarakat yang dapat memberikan nilai postif dan negatif dalam kehidupan.
- Contoh : Konten dengan maksud untuk menolong orang yang kurang mampu namun, kenyataan konten tersebut disajikan hanya untuk menarik viewers dan menambah subscribers di youtube.
2. Kehadiran media social menciptakan konsep Post-Truth, Apakah maksud dari konsep tersebut?
Post-Truth adalah suatu era yang dimana letak kebohongan dapat menyamarkan menjadi kebenaran. Arus ini yang kemudian dimanfaatkan oleh kebohongan-kebohongan buatan yang akhirnya ngebuat kita merasa kalau kebohongan tadi adalah kebenaran. Akibat dari adanya Post-Truth ini membuat masyarakat menjadi susah untuk membedakan mana informasi yang benar dan salah (hoax).
- Contoh kasus : Cuti bersama di tanggal 23 January karena ulang tahun Megawati. Pemerintah menetapkan cuti bersama sebagai perayaan Tahun Baru Imlek pada 23 January 2023. Hari libur itu ditetapkan berdasarkan tiga menteri yaitu Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Namun, menurut berita yang beredar melalui akun Facebook alasan pemerintah menetapkan cuti bersama tersebut karena untuk memperingati ulang tahun Ketua Umum Partai Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan pemberitaan tersebut termasuk dalam berita hoax yang terjadi di Indonesia.
3. Carilah kasus dengan observasi, tentang penggunaan teori pertimbangan social dan Elaboration Likelihood Model (latar belakang kasus, penjelasan teori dan hasil pembahasan kasus dengan teori tersebut)
Kampanye "Go Green, No Plastic" Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Gerakan Kampus Hijau yang dilakukan di
sejumlah perguruan tinggi di Indonesia mendorong
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
(UPNVJ) untuk ikut berpartisipasi. Sejak tahun 2019
silam, UPNVJ mulai mencanangkan konsep kampus
go green dengan tujuan untuk mengupayakan agar
komunitas kampus dapat menumbuhkan kepedulian
dan kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Mengusung konsep “UPNVJ Go Green, No
Plastic” penerapan kampus go green dimulai pada
16 Januari 2019. Rektor UPNVJ Erna Hernawati
menyampaikan bahwa UPNVJ turut berpartisipasi
dalam mendukung, menjaga, dan menghormati
lingkungan yang telah memberi banyak manfaat kepada manusia. Penerapan kebijakan kampus “Go
Green, No Plastic” di UPNVJ didasarkan pada tata
nilai budaya kerja. Prinsip ini merupakan
akronim dari sikap Profesional, Integritas,
Kejuangan, Inovatif dan Responsif yang sudah
diterapkan sejak lama oleh pihak kampus.
Implementasi green campus diawali dengan
melakukan kegiatan penanaman 1000 bibit pohon di
lahan UPNVJ Tanjung Sari, Cariu, Bogor.
Selanjutnya, digelar kegiatan bagi-bagi tumbler
kepada seluruh civitas academica. Berikutnya,
diterapkan kebijakan yang melarang penggunaan
kemasan plastik sekali pakai dan styrofoam dalam
lingkungan kampus, baik di Pondok Labu ataupun
Limo.
Penerapan kebijakan kampus go green
menitikberatkan pada empat pesan utama. Yang
pertama adalah konservasi air. Prinsip ini meminta
masyarakat kampus untuk bijak menggunakan air
sehingga UPNVJ menyediakan depot air minum di
lingkungan kampus. Kedua adalah konservasi
energi. Prinsip ini menuntut masyarakat kampus
untuk menghemat listrik, seperti mematikan lampu
dan AC di kelas saat tidak digunakan lagi. Ketiga
adalah konservasi kertas, yang dilakukan dengan
mengoptimalkan e-learning agar dapat
meminimalisasi penggunaan kertas. Keempat adalah
diet kantong plastik yang meminta stakeholder
untuk membawa tempat minum dan tempat makan
sendiri.
Teori Pertimbangan Sosial: Pertimbangan
Sosial (Social Judgement) menjelaskan bahwa pada dasarnya, audience dalam
sebuah persuasi datang dengan membawa referensi berpikirnya sendiri-sendiri.
Referensi ini didapatkan dari berbagai macam sumber selain juga pengalaman
pribadinya sendiri.Kegiatan Gerakan Kampus Hijau yang dilakukan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) merupakan langkah yang baik yang dilakukan untuk menjaga lingkungan kampus agar tetap bersih dan asri. Dengan melakukan implementasi green campus diawali dengan melakukan kegiatan penanaman 1000 bibit pohon di lahan UPNVJ Tanjung Sari, Cariu, Bogor. Selanjutnya, digelar kegiatan bagi-bagi tumbler kepada seluruh civitas academica. Kampanye ini diharapkan dapat menjadi langkah yang baik yang dapat di contoh perguruan tinggi lainnya dalam rangka menjaga kebersihan pada lingkungan kampus sekitar.
Teori Elaboration Likelihood Model: Teori ini dikembangkan oleh para ahli dari Ohio State University Amerika Serikat yaitu Richard E. Petty dan John T. Cacioppo pada tahun 1980. Keduanya adalah pakar komunikasi persuasif. Teori Kemungkinan Elaborasi mencoba memahami bagaimana dan kapan seseorang bisa terbujuk (persuasif) atau tidak terbujuk oleh suatu pesan yang diterimanya (Littlejohn dan Karen, 2008). Dampak dari isi pesan terhadap pengetahuan mahasiswa UPNVJ mengenai manfaat dan keuntungan dari mengurangi pemakaian kemasan plastik di lingkungan kampus atau lingkungan sekitar. Berikutnya, peneliti melihat faktor eksternal, yakni kesadaran dari mahasiswa untuk peduli lingkungan dan kendala mahasiswa UPNVJ untuk mengurangi pemakaian kemasan plastik di lingkungan kampus.
Teori Elaboration Likelihood Model: Teori ini dikembangkan oleh para ahli dari Ohio State University Amerika Serikat yaitu Richard E. Petty dan John T. Cacioppo pada tahun 1980. Keduanya adalah pakar komunikasi persuasif. Teori Kemungkinan Elaborasi mencoba memahami bagaimana dan kapan seseorang bisa terbujuk (persuasif) atau tidak terbujuk oleh suatu pesan yang diterimanya (Littlejohn dan Karen, 2008). Dampak dari isi pesan terhadap pengetahuan mahasiswa UPNVJ mengenai manfaat dan keuntungan dari mengurangi pemakaian kemasan plastik di lingkungan kampus atau lingkungan sekitar. Berikutnya, peneliti melihat faktor eksternal, yakni kesadaran dari mahasiswa untuk peduli lingkungan dan kendala mahasiswa UPNVJ untuk mengurangi pemakaian kemasan plastik di lingkungan kampus.
Untuk dapat mengubah perilaku masyarakat,
sebuah kampanye harus mengandung pesan dari
pelaku kampanye yang terkait dengan respons
pengambilan keputusan.
Setelah individu mendapatkan rangsangan berupa
stimulus maka dia akan merespons dengan
menyatakan sikap positif atau negatif berdasarkan
kepercayaannya selama ini.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa perlu ada
rangsangan yang berasal dari kampanye persuasif
untuk mengubah sikap seseorang. Hal ini didasari
oleh kampanye yang memberikan pesan menarik
berupa ajakan kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu yang diinginkan atau tujuan yang akan
dicapai. Diharapkan, hal ini akan menimbulkan
perubahan sikap dari tiap individu dengan menerima
atau tidak menerima pesan tersebut.
Penelitian ini membahas tentang pengaruh pesan
kampanye “Go Green, No Plastic” UPNVJ terhadap
sikap mahasiswa dalam menggunakan kemasan
plastik di lingkungan kampus. Kampanye ini
merupakan salah satu bentuk dukungan universitas
kepada program go green pemerintah yang sudah
dilakukan beberapa tahun lalu. Selain perguruan tinggi, dukungan terhadap program ini juga
ditunjukkan oleh toko swalayan. Beberapa pasar
swalayan mengenakan biaya tambahan kepada
pelanggan untuk menggunakan kantong plastik.
Aturan ini diikuti dengan larangan penggunaan
kantong plastik sebagai tas belanjaan dan
menggantinya dengan tas/tote bag yang lebih ramah
untuk lingkungan.
Link Kasus : https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/komunika/article/view/3421
Comments
Post a Comment